Laman

Sabtu, 10 Desember 2011

Inspirasi Edan Eling Kreasi Tulisan Sampah

Saya baru sadar, saat ini akan memulai sebuah tulisan sampah, tapi jangan coba-coba meniru gaya saya dalam menulis. Mungkin akan dibilang ngawur karena belum tentu nyambung antara gagasan dengan sambaran inspirasi, namun harus diakui kalau itu adalah kreasi, terserah anda mau menilai apa saja boleh. setiap orang diberi kebebasan untuk mengutarakan gegasan yang sedang mengalir pada saat itu, tanpa disortir.

Sepanjang perjalanan bergelut dengan aktifitas tulis menulis, sangat jarang sekali kehilangan inspirasi, bahkan setiap saat naluri inspirasi saya selalu bergerak cepat. Terkaddang kecepatannya melebihi gerakan jemari saya, harap maklum, soalnya kalau nulis cuma mengandalkan dua jari telunuk saja, sedangkan jari-jari lainnya masih belum mendapatkan kesempatan untuk bekerja sama. Ketukan setiap huruf masih bergerak uthuk-uthuk.

Dalam peperangan melawan sumbat inspirasi dibutuhkan persenjataan yang mampu membunuh pergerakan pemikiran kotor, adalah pikiran-pikiran yang dapat mensortir gagasan menjadi pertimbangan. Dengan berbagai pertimbangan, aliran inspirasi seseorang jadi agak terhambat, kejernihan tercampur aduk oleh lumpur kesadaran. Padahal, jika ingin menulis di luar kesadaran akan lebih sempurna, ia bisa mengalir sesuai daya emosional-psikologis yang sedang dirasakan pada saat itru. Menulis tanpa beban.

Pernahkah, anda menulis sambil berpikir?

Bila jawabannya "ya", maka bersiap-siaplah akan merontokkan setiap bentangan maupun kilatan inspirasi. Gagasan anda mudah terpatahkan, inspirasi langsung ngerem mendadak dan macet. Coba saja anda bandingkan, orang edan bin gelo mbegitu enaknya berbicara tanpa berpikir, aliran ucapannya mengikuti kondisi yang sedang dirasakannya pada waktu tersebut, mengikuti kemana mata hati mengalir. Tapi apakah yang dialami oleh pembicara berotak waras?

Saya tidak menyarankan anda agar jadi orang dulu sebelum menulis, tapi menulislah dengan cara sinting. Berkata seenak perut, sampaikan dengan bebas, sebebas pemikiran seseorang yang sudah merdeka tanpa khawatir diancam oleh todongan respon pembaca. Lepas dari rasa takut dijajah oleh penilaian orang lain. jangan berbicara seperti seseorang yang belum sikat gigi, setengah ragu khawatir lawan bicara akan mencium bau tidak sedap dari mulut anda. Jadilah kucing yang tidak pernah mandi, tapi mampu berlari kencang saat kena cipratan air.
 

Tidak ada komentar:

Loading